Polisi Lakukan Penyelidikan Terkait Jaringan Curnak dan Curanmor di Bone -->

close
Klik 2x untuk menutup(x)
Selamat Datang Daeng Kajang di Kota Makassar

Polisi Lakukan Penyelidikan Terkait Jaringan Curnak dan Curanmor di Bone

WATAMPONE,--Kasus pencurian hewan ternak (curnak) dan pencurian kendaraan bermotor (ranmor) perlu menjadi perhatian Polres Bone. Pasalnya, dua kasus ini sangat mencolok belakangan ini di sejumlah wilayah di Kabupaten Bone.

Data yang dihimpun FAJAR, sejumlah kecamatan yang berada di Bone bagian Utara  kerap terjadi kasus curnak. Kawanan curnak dalam melakukan aksinya kerap menggunakan senjata rakitan. Bahkan, mereka tidak segan-segan melukai warga yang berusaha menghalangi aksinya.


Seperti yang terjadi  belum lama ini,  Seorang warga Dusun Awangpasareng, Desa Jaling, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Rusli, 26 tahun, ditembak oleh kawanan pencuri ternak (Curnak) saat berpapasan di lokasi perkebunan di desa itu, Rabu malam, Oktober lalu.


Kasus curnak di daerah ini pun pelakunya disinyalir kerap pula beraksi di sejumlah kabupaten lainnya, seperti Kabupaten Wajo dan Soppeng. Sementara itu, untuk kasus curanmor 23 November lalu, empat orang remaja kawanan pencuri kendaraan bermotor (ranmor) dibekuk petugas kepolisian Polres Bone yang dibantu petugas Polsek
Tanete Riattang.


Khusus untuk curanmor disinyalir memiliki jaringan yang dalam aksinya melibatkan sejumlah remaja. Dugaan terkait adanya jaringan yang merekrut remaja untuk melakukan aksi curanmor itu pun beralasan, pasalnya dari sejumlah kasus ranmor di sejumlah wilayah di daerah ini, pelakunya sebagian besar masih berusia remaja.

Ketua Lembaga Pengkajian Otonomi Daerah (LAPOR)  Bone, M Djunaid Umar, menilai banyaknya kasus curnak dan curanmor di wilayah hukum Polres Bone, itu perlu menjadi perhatian. Pasalnya, kasus curnak misalnya pelaku dalam beraksi menggunakan senjata rakitan, bahkan tidak segan-segan untuk melukai warga yang mencoba menghalanginya.



Dia berharap, petugas harus mencari siapa otak dari sejumlah kasus curnak yang kerap terjadi di sejumlah wilayah di daerah ini. Dia menambahkan, kawanan curnak dan curanmor sepertinya sudah terorganisir secara baik, dan dia berharap polisi melakukan pengembangan kasus terhadap pelaku yang dibekuk. "Polsis harus mencari siapa sebenarnya pelaku curnak dan curanmor yang meresahkan warga itu,"kata dia, Senin, 26 November.


Terpisah, Kepala Sub Bidang Humas Polres Bone, Kompol Abdul Muin, membenarkan maraknya kasus curnak dan curanmor di wilayah hukum Polres Bone. Menurutnya, untuk kasus curnak kerap terjadi di Bone bagian Utara, sedangkan untuk curanmor yang melibatkan sejumlah remaja itu, kini dalam pengembangan kasus, untuk mengetahui jaringan yang disinyalir merekrut remaja untuk melakukan aksi curanmor di sejumlah wilayah.