Gua Uhallie, Pesona Gua Eksotis Peninggalan Pra Sejarah -->

close
Klik 2x untuk menutup(x)
Selamat Datang Daeng Kajang di Kota Makassar

Gua Uhallie, Pesona Gua Eksotis Peninggalan Pra Sejarah

Gua Prasejarah Uhallie, berada di Desa Langi, Kecamatan Bontocani. Kabupaten Bone. Lokasinya, berjarak sekira 120-an Kilometer dari Kota Kabupaten Bone, Watampone, menuju Kecamatan Bonto Cani.  Tak cukup sampai disitu, dari Kota Kecamatan, menempuh perjalanan sekira 15 kilometer ke Desa Langi. Pun, itu  ditempuh dengan kendaraan sepeda motor.Pasalnya, kondisi jalan yang terjal karena pendakian dan penurunan, serta belum teraspal. Secara umumnya, kondisi jalan masih rintisan, yang  dibuat perusahan pertambangan di desa tersebut.

 Namun, kondisi perjalanan yang melelahkan itu, terbayar dengan suguhan pemandangan alam yang menakjubkan. Selain itu, aktivitas petani karet di pagi hari, menjadi warna tersendiri selama perjalanan
ke lokasi gua ini. Pun, dengan pepohonan jenis pohon pinus, yang berderet teratur. Semuanya bersatu  padu dalam keindahan Desa Langi.

Keramahan para warga didesa ini menjadi pengobat kelelahan. Bahkan, warga dengan senyuman mereka yang ramah, menyambut para pengunjung yang bermaksud mengunjungi Gua Prasejarah Uhallie.
Sayangnya, untuk menuju kelokasi ini, pengunjung belum dapat menggunakan angkutan umum.
Sesampainya di Dusun KalukuE, untuk menuju ke gua, harus menyeberangi sungai dan areal persawahan warga dan perbukitan. Dari dusun tersebut, dibutuhkan waktu perjalanan sekira dua jam dengan
berjalan kaki untuk menuju ke lokasi.
Itupun, harus menyelusuri semak belukar, didalam perjalanan sesekali terdengar pekikan monyet liar dan ayam hutan yang berkokok. Sebelum mencapai gua, pengunjung pun kembali mendapati jalan yang
menanjak. Bahkan, untuk mencapai bibir Gua Uhallie, harus melewati
rintangan dengan memanjat tebing untuk mencapai ke lokasi gua.

 Aset Wisata Sejarah Yang Butuh Perhatian


Potensi wisata bagi Gua Uhallie, sangat memungkinkan menjadi salah satu tujuan wisata sejarah di Kabupaten Bone, setelah sejumlah objek wisata lainnya di kabupaten ini. Diharapkan dengan penemuan kembali, gua pra sejarah ini, menjadi salah satu objek penelitian para arkeologi dan masyarakat umum yang ingin mengetahui kehidupan manusia pra sejarah pada zamannya.
Dahulunya, Gua Uhallie menjadi tempat persembunyian warga setempat, saat bergejolaknya DI/TII. Para Warga mengungsi untuk mencari amandi lokasi tersebut. Namun, gua itu kembali ditemukan secara tidak sengaja oleh salah seorang warga, yang bernama Awaluddin, saat berburu babi di hutan desa tersebut, 2 Oktober 2012.

 Dia pun menemukan sejumlah gambar telapak tangan manusia, dan gambar binatang serta gambar mata tombak. Mendengar pengakuan itu, sejumlah masyarakat pun mendatangi gua yang dimaksud tersebut, dan
mengabadikannya melalui kamera. Ternyata, di lokasi tersebut, benar terdapat sejumlah lukisan. Lukisan itu, diperkirakan dibuat dari tumbuh-tumbuhan. Penemuan gua kembali secara tidak disengaja ini pun,
langsung menjadi perbincangan hangat masyarakat Bone.
Salah seorang pengunjung gua, Rosdiana Sulja, mengaku takjub dengan keberadaan sejumlah gambar telapak tangan dan binatang pada dinding gua. Dia mengaku penasaran untuk dapat melihat langsung Gua Uhallie, yang menjadi  perbincangan masyarakat Bone itu. Saat berkunjung kesana, rasa penasarannya pun terbayarkan dengan pemandangan gua yang begitu menakjubkan,terdapat sejumlah tonjolan stalaktit dan stalagmit yang begitu indah.

 "Gua tersebut mirip dengan yang ada di Gua Leang-leang, hanya saja untuk jumlah gambarnya di lokasi ini, jauh lebih banyak lagi,"kata Wartawati Radar Bone ini. Dahulunya, kata Rosdiana, sesuai pengakuan salah satu warga, yaitu Somperi, mengatakan, pernah bersembunyi dengan warga Desa Langi
lainnya pada masa pemberontakan DI/TII tahun 1958, gambar-gambar itu memang sudah terpatri pada dinding-dinding gua sebelumnya.

Sementara itu,  Arkeolog Unhas,  Yadi Mulyadi  mengatakan, Gua Uhallie sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata pengetahuan, budaya, sejarah. Sehingga, Pemerintah Kabupaten Bone,
dapat mengupayakan pengelolaan lokasi ini sebagai salah satu objek wisata. "Lokasi ini sangat berpotensi untuk objek wisata untuk menambah wawasan, dan pelestarian untuk membangun identitas jati diri
bangsa,"katanya. Selain itu, dapat meningkat kesejahteraan masyarakat setempat dengan kunjungan wisatawan dan pengunjung yang ingin melakuaknpenelitian tentang cagar budaya.